Sunday, March 02, 2008

Yoroshiku onegai shimasu

"Watch your thoughts, they become words/ Watch your words, they become actions/ Watch your actions, they become habits/ Watch your habits, they become character/ Watch your character, they become destiny."/ by unknown writer.

**********************************************
Yoroshiku onegai shimasu...tidak ada istilah ini dalam BM atau BI.
Kalau huraikan benang dalam tenun kain frasa ini, harus membuka kamus besar dan teliti satu persatu ungkapannya.


Baiklah, saya cuba. Bukan, ini bukan sessi belajar bahasa Jepun. Ini catatan gaya penghidupan yang bermula dengan frasa yang paradoks ini.

Sebelum saya buka naratif, silalah lihat makna atau maksud asal ungkapan di tajuk itu.

Perkataan asalnya ialah negai atau wish.
I wish to be rich. I wish you can be rich so I can share it with you.

Atau desire.
I desire to be the first Malay president of America. I desire to make everybody around me happy or something like that.

Favour.
Do me this favour, will you?. I beg you favour me by being my friend. Or on this line of thinking.

So the Japanese use these three situations for the phrase in the topic.

When you are introduced to someone new, all you have to do is to say "yoroshiku onegai shimasu"! You don't have to say anything else, this phrase will do, its complete in itself...self-explanatory.
You don't have to make small talk about your family or that person's family, just this phrase suffice.

Ok, now I open my story.

Dia selalu terlihat orang itu di satu tempat. Mungkin setiap kali dia berada di tempat itu, orang itu akan tersenyum padanya. Maka dia ingin menjadi kawan pada orang itu. Tak salah, berkawan sahaja.
Tapi apakah caranya untuk membuka pintu perkenalan ini?

Dia menggunakan adat yang dia sudah biasa dibesarkan..."yoroshiku onegai shimasu"!

Tapi dia tidak tahu frasa ini dalam bahasa melayu atau Inggeris.
Dia gasak sahaja.
"can you be my friend?"

Yang mendengarnya semestinya merasa terhormat, merasa dirinya diappresiasi, gembira sangat.
Yang mendengarnya, bukan orang Jepun, memang tidak tahu maksudnya yang cetek dalam bahasa Jepun (lihat lagi sekali di atas).

Yang mendengar itu menanya balik..."why me?"
Dia membalas dengan selamba, "just be my friend"!

Tapi situasi ini tidak tamat di sini.

No comments:

Post a Comment